Ma’ruf Amin: Ekonomi Syariah Tumbuh Positif, Tapi Masih Hadapi Tantangan Inklusi
11 Juli 2025 09:29 WIB
Yudi Samadi
.jpeg)
Photo: Wakil Presiden ke-13 Republik Indonesia, Prof. KH. Ma’ruf Amin hadir dan menyampaikan sambutannya dalam Diskusi Kamisan bertema "Perkembangan dan Tantangan Ekonomi Syariah Indonesia"(sumber: Center for Sharia Economic Development)
Jakarta, Sonora.co.id – Wakil Presiden ke-13 Republik Indonesia, Prof. KH. Ma’ruf Amin, menegaskan bahwa ekonomi syariah Indonesia menunjukkan tren pertumbuhan yang kuat, namun masih menghadapi tantangan besar di sisi inklusi dan integrasi antar pelaku usaha.
Hal itu disampaikan dalam forum Diskusi Kamisan bertema "Perkembangan dan Tantangan Ekonomi Syariah Indonesia" yang diselenggarakan oleh Center for Sharia Economic Development (CSED), dengan kehadiran perwakilan dari KNEKS, BAZNAS, BWI, BPJPH, dan Bank Indonesia.
Pertumbuhan Tetap Terjaga di Tengah Ketidakpastian Global
Ma’ruf Amin mengungkapkan, meskipun dunia sedang dilanda ketidakpastian geopolitik dan perdagangan, sektor halal Indonesia mencatat pertumbuhan 9,16% pada Januari 2025 (YoY). Produk halal Indonesia bahkan menyumbang lebih dari 80% pada ekspor kategori tersebut. Sementara itu, total aset keuangan syariah nasional mencapai Rp9.252 triliun, tumbuh 5,3% — jauh melampaui pertumbuhan aset keuangan nasional yang hanya 3,6%.“Ini menunjukkan fondasi ekonomi syariah kita semakin kokoh,” ujar Ma’ruf Amin.
Masih Ada Tantangan Besar
Meski pencapaian ekonomi syariah cukup menjanjikan, tantangan tetap ada. Salah satunya, tingkat literasi keuangan syariah yang sudah 43,4% belum diikuti oleh tingkat inklusi, yang masih stagnan di angka 13,41%. “Zakat itu bukan hanya ibadah spiritual, tapi juga muamalah. Kita harus menjembatani kesadaran agar literasi naik bersama inklusi,” tambah Ma’ruf. Data dari Kementerian Agama menunjukkan, dari potensi zakat Rp327 triliun, yang benar-benar tercatat hanya Rp13 triliun. Banyak masyarakat masih menyalurkan zakat langsung ke mustahik tanpa lembaga, membuat potensi strategisnya belum tergarap optimal.Sertifikasi Halal dan Peran Global
Deputi BPJPH, Abdul Syakur, mencatat bahwa Indonesia kini memiliki 7 juta produk bersertifikat halal, meski dana hanya cukup untuk mendukung 1 juta sertifikat. Bahkan 33 negara meminta agar Lembaga Pemeriksa Halal (LPH) mereka bisa terakreditasi di Indonesia.“Label halal harus jadi perlindungan umat. Kita tak boleh hanya jadi pasar, tapi harus jadi produsen utama dunia,” tegas Ma’ruf.
Sinergi Masih Lemah, Lahan Tidur Masih Luas
Perwakilan Bank Indonesia dan KNEKS menyebut, banyak pelaku ekonomi halal belum terhubung dengan sistem keuangan syariah. Ma’ruf menyamakan situasi ini seperti “gasing yang berputar sendiri-sendiri.” Sementara itu, tantangan di sektor pertanian juga muncul, dengan rata-rata penguasaan lahan hanya 0,3 hektare per petani. Ma’ruf menyoroti masih banyaknya lahan tidur yang seharusnya bisa dioptimalkan lewat wakaf produktif dan skema dana sosial.Menutup dengan Seruan Semangat
Diskusi ditutup dengan pesan spiritual Ma’ruf Amin:“Hasil adalah urusan Allah. Tapi bergerak adalah kewajiban kita. Jabatan boleh berakhir, tapi perjuangan memajukan ekonomi syariah tidak boleh berhenti.” (YDS)
News
View MoreOur Services

Sonora Education And Talent Management
Empowering Talent Development & Soft Skills Training.

Research Solution
Your Research Solution for Comprehensive Coverage, Reliable Sources, and Diverse Perspectives