Catatan Redaksi Harian Kompas Hari Ini Senin 26 Mei 2025
26 Mei 2025 11:52 WIB
Melysa Septiani
.jpeg)
Photo: Tangkapan layar halaman utama Harian Kompas versi e-Paper edisi Senin 26 Mei 2025
Jakarta, SONORA - Wakil Redaktur Pelaksana Harian Kompas Antonius Tomy Trinugroho hari ini kembali mengulas beragam isu pilihan yang terbit dalam Harian Kompas edisi Senin 26 Mei 2025. Pada halaman utama, Kompas mengangkat headline: “Sastrawan Tidak Bisa Hidup dari Sastra”. Pembahasan dilanjutkan dengan isu lain nya yaitu kesepakatan nota kesepahaman strategis antara Presiden Prabowo Subianto dan Perdana Menteri Li Qiang, dan soal terorisme yang mengintai remaja di jagat maya.
Sastrawan Tidak Bisa Hidup dari Sastra
Pada halaman utama, Redaksi Kompas mengangkat suara tak terdengar dari para sastrawan.
“Ini merupakan liputan spesial, suara tak terdengar dari kalangan sastrawan, penulis, penulis puisi, dan selama ini mereka hidup dalam keterbatasan, karena pemasukan yang kecil,” ucap Tomy.
Menurut hasil investigasi Kompas, rendahnya penghasilan karena apresiasi yang minim terhadap karya sastra.
”Penyebabnya antara lain karena memang apresiasi terhadap karya sastra masih cukup rendah. Selain juga mungkin isu terkait royalti,” tambahnya.
Tomy menyinggung salah satu tokoh sastra bernama Martin Aleida atau Nurlan, yang kini hidup dengan kondisi memprihatinkan.
“Disini disajikan penulis Aleida, bagaimana dia harus hidup dengan sederhana, di rumahnya sederhana, lalu pada satu sisi ia juga sakit-sakitan,” jelasnya.
“Pak Martin Aledia ini salah satu penulis yang cukup baik, dan karyanya juga terutama berkait dengan kasus-kasus tahun 1965,” ujar Tomy.
Tomy juga mengungkap, dalam dua sampai tiga hari kedepan, Kompas masih akan melanjuti isu Sastrawan.
Nota Kesepahaman Strategis Disepakati
Masih di halaman utama, Indonesia dan Cina menjalin kesepakatan strategis.
“Kemarin Presiden Prabowo menerima kunjungan resmi, kunjungan kenegaraan Perdana Menteri Cina. Cukup menentukan bagi jalannya pembangunan di Indonesia. Selain tentunya, bidang keamanan, terutama di Kawasan Laut Cina Selatan. Lepas dari situ, ada sejumlah nota kesepahaman yang sudah ditandatangani, terutama terkait bidang investasi, rantai pasok, dan juga perdagangan. Dan perlu diingat, Cina ini tidak hanya perdagangannya yang maju, tapi juga teknologinya, sudah bersaing dengan Amerika,” jelas Tomy.
Terorisme di Jagat Maya Mengintai Remaja
Penangkapan terduga teroris di Gowa, Sulawesi Selatan, menjadi upaya deradikalisasi yang kian mengkhawatirkan di jagat maya.
“Eranya memang sudah hampir sepenuhnya bergeser. Radikalisasi, Ekstremisme, disebarkan lewat media digital. Ini yang harus diatasi. Dan, digital mudah diakses sehingga lebih sulit pemantauannya,” ucap Tomy.
Redaksi Kompas Bicara live bersama Tim Redaksi Harian Kompas dapat anda ikuti di acara Sonora Pagi, setiap hari Senin dan Jumat, pukul 7.20 WIB.
Sastrawan Tidak Bisa Hidup dari Sastra
Pada halaman utama, Redaksi Kompas mengangkat suara tak terdengar dari para sastrawan.
“Ini merupakan liputan spesial, suara tak terdengar dari kalangan sastrawan, penulis, penulis puisi, dan selama ini mereka hidup dalam keterbatasan, karena pemasukan yang kecil,” ucap Tomy.
Menurut hasil investigasi Kompas, rendahnya penghasilan karena apresiasi yang minim terhadap karya sastra.
”Penyebabnya antara lain karena memang apresiasi terhadap karya sastra masih cukup rendah. Selain juga mungkin isu terkait royalti,” tambahnya.
Tomy menyinggung salah satu tokoh sastra bernama Martin Aleida atau Nurlan, yang kini hidup dengan kondisi memprihatinkan.
“Disini disajikan penulis Aleida, bagaimana dia harus hidup dengan sederhana, di rumahnya sederhana, lalu pada satu sisi ia juga sakit-sakitan,” jelasnya.
“Pak Martin Aledia ini salah satu penulis yang cukup baik, dan karyanya juga terutama berkait dengan kasus-kasus tahun 1965,” ujar Tomy.
Tomy juga mengungkap, dalam dua sampai tiga hari kedepan, Kompas masih akan melanjuti isu Sastrawan.
Nota Kesepahaman Strategis Disepakati
Masih di halaman utama, Indonesia dan Cina menjalin kesepakatan strategis.
“Kemarin Presiden Prabowo menerima kunjungan resmi, kunjungan kenegaraan Perdana Menteri Cina. Cukup menentukan bagi jalannya pembangunan di Indonesia. Selain tentunya, bidang keamanan, terutama di Kawasan Laut Cina Selatan. Lepas dari situ, ada sejumlah nota kesepahaman yang sudah ditandatangani, terutama terkait bidang investasi, rantai pasok, dan juga perdagangan. Dan perlu diingat, Cina ini tidak hanya perdagangannya yang maju, tapi juga teknologinya, sudah bersaing dengan Amerika,” jelas Tomy.
Terorisme di Jagat Maya Mengintai Remaja
Penangkapan terduga teroris di Gowa, Sulawesi Selatan, menjadi upaya deradikalisasi yang kian mengkhawatirkan di jagat maya.
“Eranya memang sudah hampir sepenuhnya bergeser. Radikalisasi, Ekstremisme, disebarkan lewat media digital. Ini yang harus diatasi. Dan, digital mudah diakses sehingga lebih sulit pemantauannya,” ucap Tomy.
Redaksi Kompas Bicara live bersama Tim Redaksi Harian Kompas dapat anda ikuti di acara Sonora Pagi, setiap hari Senin dan Jumat, pukul 7.20 WIB.
News
View MoreOur Services

Sonora Education And Talent Management
Empowering Talent Development & Soft Skills Training.

Research Solution
Your Research Solution for Comprehensive Coverage, Reliable Sources, and Diverse Perspectives