SILK, Teknologi Non-Flap Terbaru untuk Koreksi Penglihatan
09 Desember 2025 19:19 WIB
Riko Marbun
Photo: Din/Istimewa
Jakarta,
Sonora.co.id - Perkembangan teknologi bedah refraktif menunjukkan kemajuan
signifikan dengan hadirnya Smooth Incision Lenticule Keratomileusis (SiLK),
sebuah metode koreksi penglihatan generasi terbaru yang menawarkan prosedur
tanpa flap, trauma jaringan minimal, serta kenyamanan lebih tinggi bagi pasien.
Teknologi ini memanfaatkan platform laser modern untuk membentuk lentikel,
yaitu jaringan kornea tipis yang diakses melalui sayatan mikro, sehingga proses
koreksi dapat dilakukan dengan presisi tinggi dan risiko minimal.
Dokter spesialis mata Dr. Ricky E. Rooroh, SpM, menyampaikan bahwa SiLK dirancang untuk menangani kelainan refraksi seperti miopia dan astigmatisme dengan pendekatan minim invasif.
“Pembentukan lenticule hanya berlangsung sekitar 16 detik, dan sayatan mikro berukuran 2–4 mm memungkinkan proses penyembuhan yang lebih cepat. Selain itu, gejala mata kering pascatindakan hampir tidak ditemukan pada pasien,” ujar Dr. Ricky dalam penjelasannya.
Ia menambahkan bahwa teknologi ini menggunakan energi laser yang sangat rendah untuk menekan inflamasi serta menjaga kekuatan biomekanik kornea. Ketiadaan pembuatan flap menjadikan SiLK sebagai alternatif yang mengurangi risiko komplikasi kornea yang umumnya terkait dengan prosedur flap konvensional.
Pada prosedur LASIK, flap kornea dibentuk sebelum jaringan kornea dikoreksi menggunakan laser. Meskipun telah terbukti aman dan efektif, pembentukan flap dapat berpengaruh terhadap saraf kornea serta meningkatkan risiko mata kering pada sebagian pasien. SiLK hadir dengan pendekatan berbeda. Teknologi ini membentuk lentikel dalam jaringan kornea dan mengeluarkannya melalui sayatan mikro, sehingga saraf kornea tetap terjaga. Penggunaan energi laser rendah dan sayatan minimal menghasilkan trauma jaringan yang lebih kecil serta proses pemulihan yang lebih cepat dibandingkan LASIK konvensional.
Pemulihan pascatindakan menjadi salah satu keunggulan utama teknologi SiLK. Banyak pasien melaporkan penglihatan membaik pada hari pertama setelah prosedur, meskipun kecepatan pemulihan dapat berbeda pada setiap individu. Profil lentikel biconvex pada teknologi ini dirancang untuk mempertahankan stabilitas biomekanik kornea, memastikan kualitas visual tetap konsisten dalam jangka panjang.
CEO KMN EyeCare, Dr. Rudy Cahyadi, menyampaikan bahwa teknologi SiLK menunjukkan tingkat penerimaan yang baik sejak diperkenalkan.
“Dalam dua bulan masa pengenalan, sekitar seratus pasien telah menjalani tindakan menggunakan teknologi ini dan memberikan respons positif terhadap kenyamanan serta hasil visual yang diperoleh,” tutur Dr. Rudy.
Ia menjelaskan bahwa kombinasi energi laser ultra rendah, sayatan mikro, dan presisi tinggi membuat teknologi ini unggul dalam menjaga kualitas penglihatan sekaligus meminimalkan tekanan pada jaringan kornea. Faktor-faktor tersebut menjadikan SiLK sebagai pilihan yang relevan bagi pasien yang menginginkan prosedur koreksi penglihatan modern dengan risiko lebih rendah. Hadirnya teknologi SiLK menjadi bagian dari perkembangan layanan kesehatan mata nasional yang semakin mengadopsi teknologi modern untuk mendukung kualitas hidup masyarakat. Dengan karakteristik minim invasif, stabilitas visual tinggi, dan proses pemulihan yang cepat, teknologi ini memberikan alternatif baru bagi pasien yang mencari solusi koreksi penglihatan yang aman dan efektif. Inovasi ini diharapkan dapat memperluas akses masyarakat terhadap layanan kesehatan mata berkualitas, seiring upaya meningkatkan standar teknologi dalam prosedur bedah refraktif di Indonesia.
Dokter spesialis mata Dr. Ricky E. Rooroh, SpM, menyampaikan bahwa SiLK dirancang untuk menangani kelainan refraksi seperti miopia dan astigmatisme dengan pendekatan minim invasif.
“Pembentukan lenticule hanya berlangsung sekitar 16 detik, dan sayatan mikro berukuran 2–4 mm memungkinkan proses penyembuhan yang lebih cepat. Selain itu, gejala mata kering pascatindakan hampir tidak ditemukan pada pasien,” ujar Dr. Ricky dalam penjelasannya.
Ia menambahkan bahwa teknologi ini menggunakan energi laser yang sangat rendah untuk menekan inflamasi serta menjaga kekuatan biomekanik kornea. Ketiadaan pembuatan flap menjadikan SiLK sebagai alternatif yang mengurangi risiko komplikasi kornea yang umumnya terkait dengan prosedur flap konvensional.
Pada prosedur LASIK, flap kornea dibentuk sebelum jaringan kornea dikoreksi menggunakan laser. Meskipun telah terbukti aman dan efektif, pembentukan flap dapat berpengaruh terhadap saraf kornea serta meningkatkan risiko mata kering pada sebagian pasien. SiLK hadir dengan pendekatan berbeda. Teknologi ini membentuk lentikel dalam jaringan kornea dan mengeluarkannya melalui sayatan mikro, sehingga saraf kornea tetap terjaga. Penggunaan energi laser rendah dan sayatan minimal menghasilkan trauma jaringan yang lebih kecil serta proses pemulihan yang lebih cepat dibandingkan LASIK konvensional.
Pemulihan pascatindakan menjadi salah satu keunggulan utama teknologi SiLK. Banyak pasien melaporkan penglihatan membaik pada hari pertama setelah prosedur, meskipun kecepatan pemulihan dapat berbeda pada setiap individu. Profil lentikel biconvex pada teknologi ini dirancang untuk mempertahankan stabilitas biomekanik kornea, memastikan kualitas visual tetap konsisten dalam jangka panjang.
CEO KMN EyeCare, Dr. Rudy Cahyadi, menyampaikan bahwa teknologi SiLK menunjukkan tingkat penerimaan yang baik sejak diperkenalkan.
“Dalam dua bulan masa pengenalan, sekitar seratus pasien telah menjalani tindakan menggunakan teknologi ini dan memberikan respons positif terhadap kenyamanan serta hasil visual yang diperoleh,” tutur Dr. Rudy.
Ia menjelaskan bahwa kombinasi energi laser ultra rendah, sayatan mikro, dan presisi tinggi membuat teknologi ini unggul dalam menjaga kualitas penglihatan sekaligus meminimalkan tekanan pada jaringan kornea. Faktor-faktor tersebut menjadikan SiLK sebagai pilihan yang relevan bagi pasien yang menginginkan prosedur koreksi penglihatan modern dengan risiko lebih rendah. Hadirnya teknologi SiLK menjadi bagian dari perkembangan layanan kesehatan mata nasional yang semakin mengadopsi teknologi modern untuk mendukung kualitas hidup masyarakat. Dengan karakteristik minim invasif, stabilitas visual tinggi, dan proses pemulihan yang cepat, teknologi ini memberikan alternatif baru bagi pasien yang mencari solusi koreksi penglihatan yang aman dan efektif. Inovasi ini diharapkan dapat memperluas akses masyarakat terhadap layanan kesehatan mata berkualitas, seiring upaya meningkatkan standar teknologi dalam prosedur bedah refraktif di Indonesia.
News
View MoreOur Services
Sonora Education And Talent Management
Empowering Talent Development & Soft Skills Training.
Research Solution
Your Research Solution for Comprehensive Coverage, Reliable Sources, and Diverse Perspectives