Bersyukurlah, Niscaya Kebahagiaan akan Datang
29 November 2024 13:42 WIB
Yudi Samadi
Photo: Riani Dilianti Ratu saat menjadi narasumber dalam #SehatJiwa (youtube.com/SonoraFM)
Jakarta, sonora.co.id. Bulan November diperingati sebagai
bulan kebersyukuran (gratitude month). Diinisiasi oleh penulis ternama di
Amerika Serikat, Stacey Grewal, November dijadikan sebagai bulan untuk
merayakan dan mengekspresikan rasa terima kasih kita.
Penelitian menyebutkan, kemampuan individu dalam bersyukur
atau berterima kasih atas kehidupan ternyata banyak dikaitkan dengan tingkat
kepuasan hidup yang lebih baik, bahkan berkorelasi negatif dengan beberapa
permasalahan psikologis. Hal ini membuktikan bahwa kebersyukuran menjadi salah
satu indikasi penting dalam menjalani kehidupan yang bermanfaat.
Bulan November ini Radio Sonora bersama IPK Indonesia
mengangkat edisi IPK Indonesia Wilayah "TIMUR" Berbicara dengan Tema
besar “Gratitude” dalam Program mingguan #SehatJiwa. Program #SehatJiwa yang ditayangkan pada edisi
Kamis, 28 November 2024 membahas topik
"The Science of Gratitude: Memahami Dampak Syukur terhadap Otak dan Emosi" dengan
menghadirkan narasumber Riani Dilianti Ratu, M.Psi., Psikolog (Anggota IPK
Indonesia Wilayah Nusa Tenggara Timur).
Riani menuturkan bahwa dengan melatih diri untuk selalu bersyukur akan ada banyak manfaat yang bisa diperoleh. Dampak positif kebersyukuran antara lain hidup akan lebih bahagia yang akan berimbas kepada munculnya emosi positif dalam diri. Saat lebih banyak bersyukur dan bahagia, seseorang akan lebih sehat dan bugar secara fisik karena kekebalan tubuh akan meningkat. “Orang yang lebih bersyukur dalam hidup akan memiliki kepribadian yang lebih kuat dan empati yang tinggi dengan orang lain” Jelas Riani. Secara sosial, kebersyukuran akan sangat membuat seseorang lebih terkoneksi dan mampu menjalin hubungan baik dengan orang lain di sekitarnya.
Saat dihadapkan pada masalah yang membuat mental dan emosi turun, gratitude atau kebersyukuran dapat dilatih namun dengan memberikan diri waktu untuk menerima dan mengelola emosi imbas dari masalah yang dihadapi. Latihan memunculkan rasa syukur ini bisa dimulai dengan menuliskan 2 atau 3 hal sederhana yang dirasa menyenangkan atau ditemui dalam satu hari ke dalam sebuah buku khusus seperti diary atau buku harian. Setelah beberapa hari maka akan terkumpul banyak hal-hal baik yang bisa dibaca kembali untuk menimbulkan rasa senang dan Bahagia karena hal-hal baik yang tertulis tersebut. “Ketika bersyukur maka otak dan tubuh akan memproduksi hormon dopamine yang menstimulasi rasa bahagia dan menekean hormon kortisol yang selama ini dikenal sebagai pemicu stress” Jelas Riani ketika ditanya cara kerja rasa syukur yang bisa menciptkan rasa bahagia. Riani berpesan bahwa bersyukur mungkin tidak akan menyelesaikan masalah tetapi dengan bersyukur kita akan bisa memulai cara untuk menyelesaikan masalah kita. Tayangan #SehatJiwa yang membahas topik ini dapat dilihat juga di link: https://www.youtube.com/watch?v=Fj-XqiciW3g&t=1824s (YDS)
Riani menuturkan bahwa dengan melatih diri untuk selalu bersyukur akan ada banyak manfaat yang bisa diperoleh. Dampak positif kebersyukuran antara lain hidup akan lebih bahagia yang akan berimbas kepada munculnya emosi positif dalam diri. Saat lebih banyak bersyukur dan bahagia, seseorang akan lebih sehat dan bugar secara fisik karena kekebalan tubuh akan meningkat. “Orang yang lebih bersyukur dalam hidup akan memiliki kepribadian yang lebih kuat dan empati yang tinggi dengan orang lain” Jelas Riani. Secara sosial, kebersyukuran akan sangat membuat seseorang lebih terkoneksi dan mampu menjalin hubungan baik dengan orang lain di sekitarnya.
Saat dihadapkan pada masalah yang membuat mental dan emosi turun, gratitude atau kebersyukuran dapat dilatih namun dengan memberikan diri waktu untuk menerima dan mengelola emosi imbas dari masalah yang dihadapi. Latihan memunculkan rasa syukur ini bisa dimulai dengan menuliskan 2 atau 3 hal sederhana yang dirasa menyenangkan atau ditemui dalam satu hari ke dalam sebuah buku khusus seperti diary atau buku harian. Setelah beberapa hari maka akan terkumpul banyak hal-hal baik yang bisa dibaca kembali untuk menimbulkan rasa senang dan Bahagia karena hal-hal baik yang tertulis tersebut. “Ketika bersyukur maka otak dan tubuh akan memproduksi hormon dopamine yang menstimulasi rasa bahagia dan menekean hormon kortisol yang selama ini dikenal sebagai pemicu stress” Jelas Riani ketika ditanya cara kerja rasa syukur yang bisa menciptkan rasa bahagia. Riani berpesan bahwa bersyukur mungkin tidak akan menyelesaikan masalah tetapi dengan bersyukur kita akan bisa memulai cara untuk menyelesaikan masalah kita. Tayangan #SehatJiwa yang membahas topik ini dapat dilihat juga di link: https://www.youtube.com/watch?v=Fj-XqiciW3g&t=1824s (YDS)
News
View MoreOur Services
Sonora Education And Talent Management
Empowering Talent Development & Soft Skills Training.
Research Solution
Your Research Solution for Comprehensive Coverage, Reliable Sources, and Diverse Perspectives