Teater Lencana Refleksikan Realitas Kehidupan Lewat Monolog Drama Tunggal Ika

30 Desember 2025 14:55 WIB
Tito Suhandoyo
Photo: Pentas Drama Tunggal Ika, Sabtu (27/12/2025). Sumber: Teater Lencana
Teater Lencana kembali menyapa publik lewat pertunjukan monolog bertajuk Drama Tunggal Ika, yang digelar di Gedung Balai Latihan Kesenian (BLK), Jakarta Pusat, Sabtu (27/12/2025).

Kali ini Teater Lencana menyuguhkan format berbeda dari pementasan sebelumnya. Format monolog dengan menghadirkan enam monologer, menyuguhkan cerita-cerita reflektif tentang realitas kehidupan.

“Pertunjukan ini sederhana, sunyi, dan mungkin tidak nyaman, tapi justru di situ monolog bekerja. Kami percaya teater tetap penting sebagai ruang refleksi, sekecil apa pun bentuknya,” tutur Sutradara sekaligus penulis, Ahmad Alfian.

Pertunjukan ini menghadirkan Pandu Sulaiman, Tika Ayu, Zidan, Lia Muspiroh, Ilham Mahendra, dan Nur Rahmat dengan tema yang beragam. Mulai dari ilusi keberuntungan, kekerasan seksual berbasis kuasa, mimpi kepemimpinan, kesetiaan dalam penantian, kerasnya hidup kaum marjinal, hingga ironi jual beli gelar.

Melalui Drama Tunggal Ika, Teater Lencana mengajak penonton masuk ke ruang yang lebih intim dan jujur. Monolog dipilih sebagai medium untuk menyuarakan kegelisahan, luka, harapan, serta pertanyaan hidup tanpa perantara, di tengah arus hiburan yang serba cepat dan riuh.

"Produksi pertunjukan ini digarap secara kolektif oleh Teater Lencana, melibatkan seluruh tim kreatif dan pemain dalam proses penciptaan, dari naskah hingga pementasan," sambung Alfian.

Pandu Sulaiman membuka panggung lewat monolog Mencari Untung yang mengisahkan jebakan ilusi keberuntungan. Tika Ayu menghadirkan Cabul, cerita getir tentang korban penyalahgunaan kuasa.

Zidan tampil dengan Soedah Harus Tobat, refleksi kepolosan mimpi seorang bocah untuk menjadi pemimpin yang berhadapan dengan realitas. Lia membawakan Mencintaimu Apa Adamu, kisah setia menunggu di tengah ketidakpastian.

Mahen menyentuh sisi kemanusiaan lewat Silverman, potret getir manusia silver di jalanan kota. Sementara Nur Rahmat menutup dengan Prodo Imitatio, ironi perdagangan ijazah palsu.

Monolog-monolog dalam Drama Tunggal Ika lahir dari keseharian yang dekat dengan publik, sederhana, sunyi, namun menggugah. Teater Lencana menegaskan bahwa teater bukan soal ramai atau sepi, melainkan tentang keberanian bercerita dan membuka ruang refleksi bagi penonton.
Sonora Network

Our Services

Sonora Education And Talent Management

Sonora Education And Talent Management

Empowering Talent Development & Soft Skills Training.
Research Solution

Research Solution

Your Research Solution for Comprehensive Coverage, Reliable Sources, and Diverse Perspectives
Management Services

Management Services

Empowering Talent Development & Soft Skills Training.
Event Management

Event Management

Step into Syandana, we deliver exceptional tailored event solutions

We'll reach out to you to talk about what we can do to keep leading, together.

Let’s Collaborate!

Our Satisfied Partners

Kementrian Pajak
Kementrian PUPR
Kementerian Dinas Perhubungan
Kementrian Kominfo
Kementrian Agama
Kementrian Hukum dan HAM
Telkomsek
ASDP
Nuvo Family
Pertamina
Bear Brand
Sarirasa Group
Gopek House
Counterpain
PLN
Kementrian Pelni
Ayaxx
Wincos